Posted in

Merasakan Kebebasan Bergerak: Mengupas Mekanika Parkour dalam Game (Mirror’s Edge, Dying Light)

empatide.co.id

Merasakan Kebebasan Bergerak: Mengupas Mekanika Parkour dalam Game (Mirror’s Edge, Dying Light)

Parkour, seni berpindah tempat dengan efisien dan cepat menggunakan kemampuan tubuh, telah menjadi daya tarik tersendiri dalam dunia game. Lebih dari sekadar berlari dan melompat, parkour dalam game menawarkan sensasi kebebasan bergerak, strategi navigasi lingkungan, dan bahkan elemen pertarungan yang unik. Dua game yang menonjol dalam mengimplementasikan mekanika parkour adalah Mirror’s Edge dan Dying Light. Meskipun keduanya berfokus pada parkour, mereka menawarkan pendekatan yang berbeda, menciptakan pengalaman bermain yang khas.

Mirror’s Edge: Simfoni Gerakan dalam Kesederhanaan

Mirror’s Edge, yang dirilis pada tahun 2008, hadir dengan visi yang berani: menghadirkan pengalaman parkour orang pertama yang imersif dan intuitif. Game ini berlatar di kota distopia yang serba putih dan futuristik, di mana protagonis, Faith Connors, seorang "Runner," bertugas menyampaikan pesan rahasia sambil menghindari otoritas yang represif.

Mekanika parkour Mirror’s Edge dirancang dengan elegan dan sederhana. Kontrolnya mudah dipelajari, tetapi sulit untuk dikuasai sepenuhnya. Pemain menggunakan tombol-tombol dasar untuk berlari, melompat, merunduk, dan meluncur. Kunci dari sistem parkour Mirror’s Edge adalah "Runner Vision," fitur yang menyoroti objek-objek di lingkungan yang dapat digunakan untuk melakukan gerakan parkour. Objek-objek ini biasanya ditandai dengan warna merah, memberikan petunjuk visual yang jelas kepada pemain tentang jalur yang harus diambil.

  • Momentum adalah Segalanya: Dalam Mirror’s Edge, momentum sangat penting. Pemain harus mempertahankan kecepatan mereka untuk melakukan lompatan yang lebih jauh dan mendaki dinding dengan lebih mudah. Rangkaian gerakan yang lancar dan tanpa henti akan menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi, memungkinkan Faith untuk melewati rintangan dengan anggun dan efisien.
  • Kombinasi Gerakan: Mirror’s Edge mendorong pemain untuk menggabungkan berbagai gerakan parkour untuk menciptakan rangkaian aksi yang spektakuler. Pemain dapat berlari di dinding, melompat dari atap ke atap, meluncur di bawah rintangan, dan menggunakan zipline untuk menyeberangi jurang. Kombinasi gerakan yang tepat tidak hanya membuat Faith bergerak lebih cepat, tetapi juga membuatnya lebih sulit ditangkap oleh musuh.
  • Pertempuran sebagai Alternatif Terakhir: Mirror’s Edge bukanlah game pertarungan. Pertempuran adalah pilihan terakhir bagi Faith. Sistem pertarungannya sederhana, tetapi efektif. Faith dapat menggunakan momentum dan kelincahannya untuk menghindari serangan musuh, melucuti senjata mereka, dan melumpuhkan mereka dengan gerakan cepat. Fokusnya tetap pada parkour, dengan pertempuran sebagai cara untuk membuka jalan atau melarikan diri dari situasi berbahaya.

Mirror’s Edge berhasil menciptakan pengalaman parkour yang unik karena penekanannya pada kesederhanaan, momentum, dan alur gerakan. Game ini membuat pemain merasa seperti seorang ahli parkour yang mampu menaklukkan lingkungan perkotaan dengan kecepatan dan keanggunan.

Dying Light: Parkour yang Brutal di Dunia yang Terinfeksi

Dying Light, yang dirilis pada tahun 2015, mengambil pendekatan yang berbeda terhadap mekanika parkour. Game ini berlatar di kota Harran yang dilanda wabah zombie. Pemain berperan sebagai Kyle Crane, seorang agen rahasia yang ditugaskan untuk menyusup ke kota dan mengambil informasi penting.

Mekanika parkour Dying Light lebih kompleks dan serbaguna daripada Mirror’s Edge. Pemain memiliki berbagai gerakan parkour yang dapat digunakan, termasuk memanjat, melompat, meluncur, dan menggunakan alat bantu seperti grappling hook. Lingkungan Dying Light juga dirancang untuk mendukung parkour, dengan banyak bangunan tinggi, atap, dan rintangan yang dapat digunakan untuk bergerak dengan cepat.

  • Sistem Leveling Parkour: Dying Light memperkenalkan sistem leveling untuk kemampuan parkour. Semakin banyak pemain menggunakan gerakan parkour, semakin tinggi level parkour mereka. Setiap level yang dicapai membuka gerakan parkour baru dan meningkatkan kemampuan Kyle Crane. Sistem ini memberikan insentif kepada pemain untuk terus menjelajahi lingkungan dan menguasai gerakan parkour.
  • Grappling Hook: Alat yang Mengubah Permainan: Grappling hook adalah salah satu fitur yang paling ikonik dari Dying Light. Alat ini memungkinkan pemain untuk dengan cepat naik ke bangunan tinggi, menyeberangi jurang, dan menghindari zombie. Grappling hook menambah dimensi vertikal baru ke dalam gameplay parkour, memungkinkan pemain untuk menjelajahi kota Harran dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  • Parkour dalam Pertempuran: Dalam Dying Light, parkour tidak hanya digunakan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga untuk bertarung melawan zombie. Pemain dapat menggunakan gerakan parkour untuk menghindari serangan zombie, melompati mereka, dan menyerang dari atas. Beberapa gerakan parkour bahkan dapat digunakan untuk membunuh zombie secara instan.

Dying Light berhasil menggabungkan mekanika parkour dengan elemen survival horror, menciptakan pengalaman bermain yang menegangkan dan mendebarkan. Parkour bukan hanya cara untuk bertahan hidup di dunia yang dipenuhi zombie, tetapi juga cara untuk melawan balik dan merebut kembali kota Harran.

Perbandingan dan Kontras

Meskipun Mirror’s Edge dan Dying Light sama-sama berfokus pada parkour, mereka memiliki perbedaan yang signifikan dalam pendekatan dan implementasinya:

  • Fokus: Mirror’s Edge lebih menekankan pada keindahan dan keanggunan gerakan parkour, sementara Dying Light lebih menekankan pada fungsionalitas dan efektivitas parkour dalam situasi bertahan hidup.
  • Kompleksitas: Mekanika parkour Mirror’s Edge lebih sederhana dan intuitif, sementara mekanika parkour Dying Light lebih kompleks dan serbaguna.
  • Lingkungan: Lingkungan Mirror’s Edge dirancang untuk memandu pemain melalui jalur parkour yang telah ditentukan, sementara lingkungan Dying Light lebih terbuka dan memberikan pemain lebih banyak kebebasan untuk menjelajahi dan menemukan jalur mereka sendiri.
  • Pertempuran: Pertempuran dalam Mirror’s Edge adalah pilihan terakhir, sementara pertempuran dalam Dying Light adalah bagian integral dari gameplay.

Kesimpulan

Mekanika parkour telah menjadi elemen yang populer dan inovatif dalam dunia game. Mirror’s Edge dan Dying Light adalah dua contoh game yang berhasil mengimplementasikan mekanika parkour dengan cara yang unik dan menarik. Mirror’s Edge menawarkan pengalaman parkour yang elegan dan imersif, sementara Dying Light menawarkan pengalaman parkour yang brutal dan mendebarkan. Kedua game ini membuktikan bahwa parkour dapat menjadi lebih dari sekadar mekanisme pergerakan; itu dapat menjadi inti dari gameplay dan identitas sebuah game. Dengan terus berkembangnya teknologi dan kreativitas para pengembang game, kita dapat berharap untuk melihat lebih banyak game yang mengeksplorasi potensi parkour di masa depan.

Merasakan Kebebasan Bergerak: Mengupas Mekanika Parkour dalam Game (Mirror's Edge, Dying Light)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *